DAGING
Pemahaman
Daging merupakan bahan makanan utama yang dikonsumsi manusia, baik diperoleh dari hewan-hewan piaraan atau hewan buruan (Hadiwiyoto, S., 1993. Hasil-Hasil Olahan susu, Ikan, Daging dan Telur. Liberty. Yogyakarta).
Daging juga didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang seseuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Organ-organ misalnya hati, ginjal, otak, paru-paru, jantung, limpa, pankreas, dan jaringan otot termasuk dalam definisi ini.
Komposisi kimia daging
Protein daging = 16 – 22%
Protein daging dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok besar, yaitu : myofibril, stroma dan sarkoplasma. Masing-masing protein memiliki fungsi yang berbeda yang memberikan kontribusi pada daging
1. Komponen protein miofibril yang terpenting dalam struktur serabut otot adalah aktin dan miosin.
Protein miofibril merupakan protein yang berlimpah dalam otot dan penting dalam proses kontraksi (mengejang) dan relaksasi (istirahat) otot. Saat kontraksi otot, aktin dan miosin akan saling membentuk formasi tumpang tindih dan membentuk protein kompleks yang disebut aktomiosin.
Kondisi sapi akan dipotong dan penanganan setelah pemotongan adalah yang sangat penting dalam mengontrol kondisi kontraksi (kejang) otot, yg pada akhirnya menentukan keempukan daging
2. Stroma terdiri dari : kolagen, elastin dan retikulin.
a) Kolagen merupakan protein yang banyak ditemukan dalam organ tanduk, bagian ujung kaki, tulang, kulut, urat (tendom), tulang rawan dan otot. Kolagen berwarna putih, tipis, transparan dan keras. Pada daging, kolagen merupakan faktor utama yang mempengaruhi keempukan daging setelah proses pemasakan. Pemasakan pada suhu tertentu akan mengubah kolagen yang keras menjadi gelatin yang sifatnya empuk
b) Elastin dapat ditemukan pada dinding system sirkulasi dan jaringn ikat yang tersebar diseluruh tubuh dan berperan memberikan elatisitas pada jaringan. Elastin berwarna kekuningan. Berbeda dengan kolagen, elastin tidak akan larut bila dipanaskan dan harus dipisahkan dari bagian daging.
c) Retikulin jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan kolagen dan elastin, dan umumnya terdapat pada hewan yang muda
3. Sarkoplasma.
Sarkoplasma terdiri dari pigmen, hemoglobin, mioglobin, dan beraneka ragam enzim.
- Hemoglobin adalah protein sel darah merah. Mioglobin merupakan cairan yang terdapat dalam sel otot. Pigmen hemoglobin dan mioglobin berkontribusi pada warna merah daging. Hemoglobin akan membawa oksigen dari paru-paru meuju sel otot. Mioglobin yang terdapat dalam otot akan menyimpan oksigen yang dibawa oleh darah melaui hemoglobin.
Kandungan mioglobin yang berbeda berhubungan dengan jenis sapi, umur dan macam otot. :
ü Sapi memiliki kandungan mioglobin yang lebih tinggi daripada babi,
ü domba dewasa memiliki kandungan mioglobin yang lebih tinggi daripada domba muda,
ü sapi jantan memiliki kandungan mioglobin yang lebih tinggi daripada sapi betina,
ü jaringan otot yang lebih sering digerakkan seperti pada otot diafragma (dada) memiliki kandungan mioglobin lebih tinggi daripada otot longissimus dorsi (punggung)
Enzim terdapat secara alamiah pada otot dan akan aktif saat daging mengalami proses aging (pelayuan).
Enzim proteolitik adalah enzim yang akan mendegradasi (memecah) protein miofibril, yang berkontribusi terhadap keempukan daging. Jadi, daging harus di-aging pada temperatur dan dalam jangka waktu tertentu untuk membuat proses degradasi protein miofibril sempurna
Air
Komposisi kimiawi terbesar daging adalah air (65-80%).
Berbagai perlakuan terhadap daging seperti : penggilingan, pembekuan, pencairan (thawing), penggaraman, proses enzimatik, pemberian zat aditif dan pemanasan akan mempengaruhi kandungan air akhir dari daging
Lemak = 1,3 – 13%
Karakteristik lemak yang terdapat pada jaringan lemak berbeda disebabkan oleh panjang pendeknya rantai karbon penyusun lemak dan tingkat kejenuhan asam lemak. Semakin tinggi kandungan asam lemak jenuh, maka lemak akan semakin keras. lemak babi yang kandungan asam lemaknya kurang jenuh daripada lemak sapi, akan lebih lunak.
Karbohidrat = 0,5 – 1,3 %
Kandungan karbohidrat dalam tubuh hewan disimpan dalam bentuk glikogen (gula otot). Glikogen akan dimetabolisme menjadi glukosa selanjutnya glukosa akan dimetabolisme lebih lanjut menjadi asam laktat. Jumlah asam laktat akhir akan menentukan berap besar pH akhir daging. PH daging akan mempengaruhi warna, daya ikat air dan keempukan daging. pH yang diangggap normal untuk daging adalah 5,6. Bila sapi mengalami stres atau kelelahan sebelum dipotong, maka kandungan glikogen pada otot akan menipis, sehingga konsentrasi asam laktat yang terbentuk tidak bisa membuat pH mencapai angka 5,6. Bila pH akhir lebih tinggi (misal 6,2) maka daging akan terlihat lebih gelap, keras, dan kering. Ini dikenal dengan istilah dry, firm, dark (DFD) Warna gelap pada daging ini dicatat berhubungan dengan daya ikat air (water holding capacity) yang lebih tinggi dari normal. Dengan tingginya daya ikata air tersebut, menyebabkan keadaan serabut otot menjadi lebih besar dan lebih banyak cahaya yang diserap daripada yang dpantulkan oleh permukaan daging. Ini menyebakan daging terlihat lebih gelap, Bila proses pasca rigor berlangsung lebih cepat dan pH akhir yang dicapai lebih kecil dari 5,6 (misal 5,1), daging akan terlihat pucat, lunak dan berair, atau dikenal dengan istilah Pale, Soft, Exudative (PSE). Pada kondisi ini, struktur jaringan otot renggang yang berhubungan dengan rendahnya daya ikat air, menyebabkan lebih banyak sinar yang dipantulkan daripada yang diserap oleh permukaan daging. Ini menyebabkan daging terlihat lebih pucat.
Mineral dan Vitamin
Komposisi kimawi daging lainnya adalah mineral dan vitamin (1%). Daging merupakan sumber Vitamin B kompleks (B1,B2, niacin, B6,B12). Sedangkan mineral yang terdapat pada daging adalah besi (Fe) dan zinc (Zn)
Daging merupakan sumber penting vitamin B12 karena vitamin ini tidak terdapat pada makanan nabati. Vitamin B12 berfungsi untuk pembentukan sel darah merah dan sistem fungsional saraf.
Struktur Otot Daging
Struktur otot merupakan struktur yang lurus dan panjang yang dibungkus oleh membrane halus transparan yang disebut sarkoplasma. Sarkoplasma berbentuk gel atau sel yang lengket. Serabut oto berdiameter 10-100 mikron. Zat-zat seperti mineral, vitamin, enzim, mioglobin, dan sebagian protein terdapat dalam sarkoplasma di dalam serabut otot. Otot tersusun dari banyak ikatan serabut otot yang lazim disebut fasikuli. Fasikuli ini terdiri dari serabut-serabut otot, sedangkan serabut otot tersusun dari banyak fibril yang disebut miofibril. Miofibril tersusun dari banyak filament yang disebut miofilamen.
Jadi berdasarkan urutan ukuran (dari ukuran terbesar sampai dengan ukuran yang terkecil), otot tersusun dari fasikuli, serabut otot, miofibril dan miofilamen
Didalam serabut otot terdapat serabut yang lebih halus disebut miofibril, dengan garis tengah 1 – 3 mikron. Adanya penampakaan strip-strip pada serabut otot, yang terlihat dibawah mikroskop, biasanya disebabkan adaanya miofibril tersebut. Miofibril terdiri atas bagian lebih kecil lagi yang disebut miofilamen. Miofilamen tersebut ada yang tebal (100°A) ada pula yang tipis (10°A), yang letaknya saling bergantian sepanjang myofibril. Miofilamen yang tebal mengandung aktin. Baik myosin maupun aktin adalah molekul-molekul protein yang tidak simetris. Aktin ada dua jenis yaitu globular (monomer) dan fibriler, yaitu bentuk polimer dari monomer tersebut Bila otot berkontraksi atau setelah ternak dipotong, aktin globuler polimerisasi membentuk aktin fibriler dan membentuk ikatan kompleks dengan myosin yang terdapat pada daging, dalam bentuk aktomiosin, di samping itu jenis protein ketiga yang disebut tropomiosin juga terdapat pada bagian yang berkontraksi dalam daging
Komposisi Fisik Daging
1. jaringan otot rangka
Jaringan otot rangka adalah jaringan otot yang menenpel secara langsung atau tidak langsung pada tulang, yang menimbulkan suatu gerakan, dan atau memberikan bentuk pada tubuh.
Secara ekonomis, jaringan otot rangka merupakan bagian terpenting dan utama dari karkas.
2. jaringan otot jantung (cardiac)
Jaringan otot jantung merupakan jaringan pembentuk organ jantung.
3. jaringan otot halus
Jaringan otot halus merupakan jaringan yang banyak ditemukan pada saluran pencernaan dan reproduksi termasuk sistem sirkulasi pembuluh darah.
Setiap otot rangka berbeda dalam panjang, kedalaman dan ketebalan.
Otot rangka tersebar dengan lemak dan terkelompok dalam suatu jaringan yang disebut epimysium. Setiap otot tersusun dari banyak ”bundel otot” yaitu perimysium yang terdiri dari serabut otot (muscle fibre).
Ukuran perimysium bervariasi pada setiap otot pada individu sapi yang sama.
Bila sapi diberi pakan berupa biji-bijian berkualitas baik, maka ukuran perimysium akan kecil. Serabut otot terdiri dari sarkolema yang terbungkus dalam suatu jaringan yang disebut endomysium.
Telah dikatakan bahwa otot digunakan sebagai penggerak dan sumber kekuatan.
Jadi semakin sering jaringan otot digerakkan, jaringan otot akan semakin banyak dan besar.
Ini menyebabkan bagian daging seperti betis (shank) memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi. Sebaliknya, jaringan otot yang terletak pada bagian yang jarang digerakkan, seperti pada bagian punggung (loin), memiliki tingkat keempukan yang tinggi.
MARBLING
marbling, yaitu lemak intramuskuler atau lemak yang terdapat di antara jaringan otot. Marbling merupakan butiran lemak putih yang terlihat oleh mata yang tersebar pada jaringan otot daging. Marbling akan mencair saat daging dipanaskan dan berkontribusi dalam meningkatkan cita rasa daging (juicines), memberikan aroma daging yang sedap, serta berperan meningkatkan keempukan daging. Marbling lebih tinggi pada sapi yang diberi pakan biji-bijian (grain-fed-beef) daripada sapi yang diberi pakan rumput (grass-fed-beef). Daging dengan lebih banyak marbling akan lebih empuk dan lebih bercitarasa daripada daging dengn sedikit marbling. Namun daging dengan sedikit marbling memiliki kandungan kalori dan lemak jenuh lebih sedikit dan lebih dianjurkan dikonsumsi oleh ahli gizi.